Indikasi Konvensional:
Mempersingkat kala II pada keadaan :
- Ibu tidak boleh meneran terlalu lama pada kala II akibat kondisi obstetri tertentu (pre eklampsia berat, anemia, diabetes mellitus, eklampsia)
- Kondisi obstetri tertentu :
- Riwayat SC
- Kala II memanjang
- Maternal distress pada kala II
- Gawat janin pada kala II dengan syarat :
- Perjalanan persalinan normal
- Fasilitas sectio caesar sudah siap
- Disproporsi sepalo-pelvik .
- Operator tidak dapat mengenali denominator dengan baik
- Operator tidak kompeten untuk melakukan ekstraksi vakum.
- Kelainan letak :
- Presentasi Muka
- Letak Dahi
- Presentasi Lintang
- “After coming head” pada presentasi sungsang
1. Pasca pengambilan sediaan darah dari kulit kepala janin.
2. Prematuritas (<36>
- Kecuali pada persalinan gemelli anak ke II dimana persalinan hanya memerlukan traksi ringan akibat sudah adanya dilatasi servix dan vagina.
- Dikhawatirkan terjadi trauma intrakranial, perdarahan intrakranial , ikterus neonatorum berat.
- Oleh karena : tidak dapat terbentuk kaput.
- Pada janin maserasi, kranium sangat lunak sehingga pemasangan mangkuk menjadi sulit.
- Pemilihan ukuran cawan penghisap disesuaikan dengan dilatasi servik ; pada dilatasi servik yang sudah lengkap biasanya dipasang ukuran yang terbesar (70 mm).
- Pada sisi belakang cawan penghisap terdapat “ marker “ sebagai penuntun gerakan rotasi dalam dan dipasang pada posisi jam 12.
- Pada penampang melintang cawan penghisap terlihat adanya rantai yang merupakan alat pengaman agar cawan tidak mudah terlepas dari “pegangan” saat melakukan traksi.
Diagram mangkuk penghisap
cawan penghisap
Syarat ekstraksi vakum
- Janin diperkirakan dapat lahir pervaginam.
- Pembukaan sekurang - kurangnya 7 cm ( idealnya adalah dilatasi lengkap ).
- Penurunan kepala > station 0 ( idealnya adalah setinggi Hodge III + )
- Selaput ketuban negatif.
- Harus ada kekuatan meneran ibu dan kontraksi uterus (HIS )
Prinsip ekstraksi vakum:
Membuat suatu caput succadeneum artifisialis dengan cara memberikan tekanan negatif pada kulit kepala janin melalui alat ekstraktor vakum.
Caput Succadeneum
Pemasangan cawan penghisap dalam keadaan miring
Pemasangan cawan penghisap
- Setelah persiapan operator dan atau pasien selesai serta peralatan sudah dipersiapkan dengan baik.
- Labia dibuka dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri dari arah atas.
- Cawan penghisap yang sudah dilumuri dengan jelly dimasukkan jalan lahir secara miring dengan menghindari urethra dan klitoris.
- Cawan penghisap diputar 900 dan ditempatkan tepat pada permukaan kulit kepala dengan posisi menjauhi ubun-ubun besar.
- Buat tekanan vakum dalam cawan penghisap dengan memompa sampai 0.2 kg/cm2 sebagai tekanan awal.
- Pastikan bahwa cawan penghisap terpasang dengan baik dan tidak ada bagian jalan lahir atau sisa selaput amnion yang ikut terjepit
- Setelah 2 menit, naikkan tekanan negatif sampai 0.7 – 0.8 kg/cm2 dengan kecepatan 0.2 kg/cm2 setiap 2 menit.
- Penilaian ulang untuk melihat adanya bagian jalan lahir yang terjepit.
- 9. Traksi percobaan untuk melihat apakah ekstraksi vakum sudah berfungsi dengan baik.
- 10. Traksi sesuai dengan derajat desensus sampai lahirnya kepala janin.
- 11. Cawan penghisap dilepas dan sisa tubuh anak dilahirkan dengan cara sebagaimana lazimnya.
Ekstraksi Vakum Pada Posisi Occiput Anterior
Pemasangan cawan pada sutura sagitalis menjauhi ubun-ubun besar
Posisi awal, arah traksi horisontal sampai kepala nampak dibawah simfisis
Cara melakukan traksi
Kriteria Kegagalan Ekstraksi Vakum:
- Cawan penghisap terlepas lebih dari 3 kali saat melakukan traksi dan hal ini biasanya terjadi oleh karena :
- Tenaga vakum terlampau rendah (seharusnya -0.8 kg/cm2) oleh karena kerusakan pada alat atau pembentukan caput succedaneum yang terlampau cepat ( < 0.2 kg/cm2 per 2 menit)
- Terdapat selaput ketuban atau bagian jalan lahir yang terjepit diantara cawan penghisap dengan kepala anak.
- Saat melakukan traksi : kedua tangan penolong tidak bekerja secara harmonis, traksi dengan arah yang tidak tegak lurus dengan bidang cawan penghisap atau traksi dilakukan dengan tenaga yang berlebihan.
- Terdapat gangguan pada imbang sepalopelvik (CPD)
- Setelah dilakukan traksi selama 30 menit, janin belum dapat dilahirkan.
KOMPLIKASI
Pada Ibu :
- Perdarahan
- Infeksi jalan lahir
- Trauma jalan lahir
- Ekskoriasi dan nekrosis kulit kepala
- Cephal hematoma
- Subgaleal hematoma
- Perdarahan intrakranial
- Perdarahan subconjuntiva, perdarahan retina
- Fraktura klavikula
- Distosia bahu
- Cedera pada syaraf cranial ke VI dan VII
- Erb paralysa
- Kematian janin
Keunggulan ekstraktor vakum dibandingkan ekstraksi cunam:
- Tehnik pelaksanaan relatif lebih mudah
- Tidak memerlukan anaesthesia general
- Ukuran yang akan melewati jalan lahir tidak bertambah (cawan penghisap tidak menambah ukuran besar bagian anak yang akan melwati jalan lahir)
- Trauma pada kepala janin relatif rendah
Kerugian ekstraktor vakum dibandingkan ekstraksi cunam:
- Proses persalinan membutuhkan waktu yang lebih lama.
- Tenaga traksi pada ekstraktor vakum tidak sekuat ekstraksi cunam.
- Pemeliharaan instrumen ekstraktor vakum lebih rumit.
- Ekstraktor vakum lebih sering menyebabkan icterus neonatorum.
Berbagai rekomendasi berkaitan dengan tindakan ekstraksi vakum :
- Klasifikasi persalinan dengan ekstraksi vakum hendaknya menggunakan klasifikasi yang sama dengan ekstraksi cunam.
- Indikasi dan kontraindikasi yang dipakai dalam ekstraksi cunam hendaknya juga digunakan pada ekstraksi vakum.
- Ekstraksi vakum tidak boleh dilakukan pada kepala yang masih belum engage atau diatas station 0.
- Operator hendaknya memiliki pengalaman yang cukup dalam menggunakan peralatan ekstraksi vakum.
- Operator harus segera menghentikan usaha persalinan pervaginam dengan ekstraksi vakum bila cawan penghisap terlepas sampai 3 kali saat melakukan traksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar